Sabtu, 29 Januari 2011

Mencoba (kembali) Pengobatan Alternatif

Setelah sekian lama absen dari dunia pengobatan dan mengandalkan kekuatan doa dan usaha minimal, akhirnya Sabtu kemarin kami sepakat untuk mulai kembali pengobatan/ikhtiar untuk mendapatkan momongan. Jujur, kenapa saya memutuskan untuk break sementara adalah karena, saya lelah, saya capek (baik mental maupun materi) dan yang pasti saya amat sangat malas untuk minum obat2 hormon yang entah efeknya nanti bagaimana. Bukan, saya bukan putus asa, tapi saya break untuk mengumpulkan kembali semangat saya, supaya saya kuat kembali secara mental dan materi. Terakhir ke konsul ke dokter adalah sekitar Maret 2010, ketika saya disuntik pecah telur, 1 ampul Pregynil yang harganya lumayan menguras kantong kami. besar sekali harapan dan keyakinan saya saat itu, namun rupanya Allah belum juga mempercayakan kami untuk menerima amanahNya. akhirnya saya hanya bisa berserah dan belajar ikhlas. Alhamdulillah, saya mampu meredam semua "pemaksaan" kehendak saya pada Allah. dan saya tidak terlalu memikirkan masalah anak kembali. Namun mendekati ulang tahun pernikahan kami, rasa itu datang kembali. saya kembali mengingat peristiwa keguguran saya di Maret 2009, saya terus "mengutuk" diri saya dengan pernyataan "seandainya saya tidak....." "pasti saya sudah......". Ya Allah saya kembali tidak ikhlas dan menyesalkan keadaan. padahal Allah yang paling tau kapan saat yang tepat buat kami.
saya kembali tertekan, belum lagi mendengar omongan, pertanyaan,dll. terlebih saya sedang cuti panjang, sehingga sehari-hari saya sering di rumah menunggu suami pulang kerja, dan saya merasakan kesepian yang amat sangat. Saya sering bersedih dikala merasa sepi, dan hanya dengan kekuatan doa orangtua, khususnya Ibu yang membuat  saya tegar. Tapi saya bersyukur, masih banyak juga yang mendoakan kami  dan perhatian terhadap kami.
Alhamdulillah, suami telah tercerahkan dan mau juga turut memeriksakan dirinya selain saya. Pagi kemarin setelah melihat tayangan di MNC TV tentang pengobatan alternatif bagi yang ingin mendapatkan keturunan, suami serius nonton, mencatat alamat lengkap dan nomer telepon. Sebenernya hari itu kami berniat untuk mencoba terapi urut di daerah pejaten atas info dari temam mama. namun tiba2 dia mengusulkan agar kami pergi ketempat tabib itu dulu untuk mencobanya. akhirnya pagi itu juga kami berangkat kesana, namun sebelumnya saya telepon kesana untuk memastikan lokasi. nama tabibnya adalah Pak Zafar, obatnya berupa ramuan herbal yang dibungkus kapsul, ini saya tau setelah saya membukan websitenya http://www.pengobatanzafar.com. Alamatnya di daerah cempaka Putih sebelah Univ. Islam Yarsi. bayangkan saja kami berangkat dari Pamulang menuju Campaka Putih Jaktim dengan motor. Setelah 2 jam perjalanan (yang bikin pantat panas dan sakit) kami sampai, disana ternyata banyak sekali pasangan suami istri yang ingin berobat. Dalam hati bersyukur, Ya Allah kami tidak sendiri, bahkan beberapa sudah lumayan dewasa usianya.
Tidak berapa lama tiba giliran kami. setelah masuk, si tabib mencatat nama, umur, alamat, dan no tlp kami. kamu bertanya-tanya singkat. setelah itu saya disuruh berbaring dan dia meotok perut saya, lalu bertanya sakit/tdk. Kemudian saya duduk dan dia menotok pinggang belakang saya. prosesnya cepat hanya 5 menit. Kemudian gantian suami, dia disuruh mengangkat kedua kakinya bergantian. Setelah itu dia seperti menggambar hasil diagnosanya di kertas. Lalu menyimpulan kalau rahim saya dalam keadaan baik hanya saja ada sisa darah haid yang membeku ditakutkan menjadi kista. Sedangkan suami disebutkan kondisi spermanya kurang baik. Kemudian dia mengambil secarik kertas kecil, dan menuliskan biaya obat untuk kami berdua. Dan kami sangat kaget mendengarnya. ada 2 pilihan, paket 1 yg super harga 6,9 jt, paket 2 yang biasa 5 jt. 
Ketika ditanya apa bayarnya bisa cicil, tidak bisa, kalau tidak diambil hr itu gpp, nanti tinggal tlp kalau mau ambil. dan untuk konsultasi kami dikenakan biaya 200rb berdua.
wow!!! harga yang fantastis. biayanya setara dengan program kehamilan di klinik fertilitas dengan metode inseminasi. Pantas saja beberapa pasangan terlihat lemas dan menunduk ketika keluar dari ruang periksa.
Akhirnya kami memutuskan untuk mencoba ke tukang urut yang sebelumnya kami rencanakan datang kesana.
Setelah beristirahat dan makan siang di rumah mama, sore hari selepas Ashar kami lanjut ke tukang urut, namanya Ibu Asmani. rumahnya di darah pejaten, di belakang gedung ALDEVCO. namun dari mulut gang luamayan jauh kedalamnya. rumahnya bener2 di ujung, di dekat empang. Karena kami tidak tau no tlp, jadinya kami langsung datang saja, mudah2an orangnya aja. Alhamdulillah ada, yang pertama diurut adalah saya, syukur kondisi rahim saya baik2 saja. kemudian suami hanya diurut di bagian kakinya saja, dan juga dinyatakan spermanya bermasalah. Kami disarankan posisi untuk berhubungan, dan juga resep sari jagung. Jagung yang biasa, bukan jagung manis diparut lalu diperas dengan kain kasa, ditambah segelas air, aduk rata, bagi dua gelas, minum masing2 1 gelas 1 hari. Sebenernya waktu yang pas untuk datang diurut adalah saat haid hari ke-2. Jadi untuk selanjutnya lebih baik begitu. terapi ini tidak cukup 1x, yang paling lama ada sampai 6x. Ya mudah2an ini pertolongan Allah melalui si Ibu urut, yang penting kami yakin bahwa kami mampu memiliki keturunan. dibantu dengan sholat, dzikir, doa Nabi Zakaria, dan doa orangtua kami. Amin....

Selasa, 11 Januari 2011

Baby "Wet" Dream :)

Semalem mimpi basah....alias mimpi dipipisin ama bayi...halaaahhhh.....
Maha Besar Allah yang menciptakan dunia mimpi, yang membawa ruh kita ke dalam dimensi lain
Subuh tadi bangun dengan perasaan bingung, karena semalem mimpi dipipisin bayi. jadi ceritanya gw ada di sebuah acara, dan gw memangku seorang bayi yang ortunya duduk di sebekah gw (gak jelas juga ortunya siapa). Nah di tengah acara tiba2 gw dipipisin tuh, basahlah rok yang gw pake, mana gw belum sholat lagi, jadi terpaksa balik ke rumah dulu buat ganti pakaian sekalian sholat. the end.
Begitu crita mimpi gw, padahal malem sebelum tidur gw gak mikirin soal baby atau apapun. dan belakangan ini juga lagi gak terlalu mikirin soal itu, karena lagi fokus banget sama masalah kerjaan yang gak juga dimulai-mulai.
Berhubung gw anggota dari Group AIH (Aku Ingin Hamil) yang gw ceritain sebelumnya, jadi gw share mimpi gw di wall group itu. ternyata belum pernah ada tuh yang mimpi dipipisin baby, klo dipipisin beneran sih banyak, ya be positif aja deh, mudah2an mo dapet rejeki (baby) or rejeki apapun yang penting dari Allah, Amin.....

Sabtu, 08 Januari 2011

Siapa Yang Berdoa Untuk Saya?

Tulisan dibawah adalah copy dari postingan sebuah discussion board dalam sebuah group yang saya ikuti "Aku Ingin Hamil" atau disingkat AIH. Penulisnya adalah Madam Regina - begitu kami biasa memanggilnya - saya masukkan dalam blog saya sebagai pengingat bahwa amal sholeh lebihberhargadari semuanya, karena anak hanya titipan yang kelak akan diambil lagi oleh si Empunya kehidupan. masih banyak rejeki yang sudah saya terima dan wajib saya syukuri.....
Dalam sebuah kajian, seorang ibu bertanya, “Sudah duabelas tahun saya menikah, tapi belum dikaruniai anak. Kalau sampai ajal menjemput nanti saya belum juga mendapatkan anak, siapa yang akan mendoakan saya di kuburan?”Semua mata tertegun, terharu dan juga sedikit bingung memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Beberapa ibu bahkan menitikkan airmata, bisa dirasakan harapan terdalam dari ibu yang bertanya itu. Sebab bagi siapa pun wanita di muka bumi ini, memiliki buah hati dari rahimnya sendiri adalah mimpi terindah, harapan terbesar dan cita-cita tertinggi di sepanjang perjalanan hidupnya.

Namun pertanyaan itu begitu menghentak, betapa setiap orang beriman akan mendapatkan beragam ujian. Salah satunya berkenaan dengan amanah berupa anak. Bagi yang diberi amanah, tetaplah sebuah ujian agar menjaga amanah tersebut sebaik-baiknya. Ibarat seseorang yang menitipkan suatu barang berharga kepada orang lain yang dipercayainya, ia berharap barang tersebut dijaga, dipelihara sebaik mungkin, hingga pada satu saat barang itu harus dikembalikan, tetap dalam keadaan baik.

Bahkan mungkin ketika barang itu belum waktunya diambil pun, si penitip yang melihat orang yang dipercaya itu mampu menjaga amanah dengan baik, maka ia tak akan sungkan menitipkan barang lainnya. Ada dua motivasi yang muncul ketika titipan kedua diberikan, apakah memang ia telah menjaga dengan baik titipan pertamanya, atau, titipan kedua sebagai ujian agar ia mampu berbuat lebih baik lagi. Begitu pula dengan mereka yang belum diberi kesempatan.Bukan semata karena ia belum layak mendapat amanah, juga bukan karena mereka yang diberi momongan itu lebih baik kualitas diri dan kehidupannya. Ini semua menjadi rahasia Allah, sedangkan sebagai hamba kita hanya bisa berdoa agar Allah kelak memberikan kesempatan itu meski hanya sekali.

Banyak kita jumpai, sepasang suami isteri yang shalih, taat beribadah, berkecukupan, dengan latar belakang pendidikan yang sangat menunjang, namun belum dikaruniai seorang anak. Berbagai upaya sudah dilakukan, dan tak henti berusaha lantaran tak ada sedikit pun masalah medis dalam diri suami isteri tersebut.Jika demikian, doa dan terus bersyukur atas segala rezeki yang telah diterimanya bisa membuat Allah tersenyum dan berkenan menambahkan rezeki lainnya. Tentu saja Allah tahu persis apa yang paling diinginkan setiap hamba, meski tak satu pun hamba yang boleh mendikte keinginan Allah. Kembali ke pertanyaan di atas, “siapa yang akan berdoa untuk saya sesudah saya mati?” adalah pertanyaan dari hati terdalam seorang ibu yang memendam kerinduan teramat dalam akan hadirnya si buah hati.

Makna tertinggi dari harapan sepasang manusia, bukan sekadar bisa menimang dan mengaliri kasih sayang melalui peluk kasih dan sentuhan lembut jemari sang ibu.Tak hanya sebentuk rindu menyanyikan lagu ‘nina bobo’ atau senandung shalawat ketika buah hatinya terlelap dalam belaiannya. Lebih, jelas lebih dari itu. Ia telah menyiapkan segala sesuatunya agar kelak anak-anak yang tumbuh dan keluar dari rahimnya, adalah anak-anak yang memahami betul peran dan multi tanggungjawabnya; kepada Tuhannya, kepada orangtuanya, juga kepada lingkungannya.

Hiburan berupa jawaban, “Meski tidak dikaruniai anak, ibu kan masih punya dua hal lainnya; ilmu yang bermanfaat dan amal shalih” hanya berlaku sesaat. Ketika ia merasa sendiri di rumah, saat suaminya mencari nafkah, suara tangis dan kelakar riang anak-anak akan mengisi hari-hari sepinya. Siapa wanita yang tak menitikkan air mata kala mengetahui segumpal darah berbentuk janin dititipkan di rahimnya? Air matanya sejernih cintanya, bulir airnya menggugurkan kerinduan teramat dalam di sepanjang hidupnya.

Saya berdoa untuk semua saudara yang masih menggenggam rindu ini.