Minggu, 22 Mei 2011

Perjalanan Sudimara-Kota Sudirman-Sudimara

Setelah sekian lama pingin coba naik kereta bareng suami dari jombang(sudimara) ke jakarta, akhirnya minggu kemarin kesampean juga (yang udah2 males terus, hehe....). Sebelumnya kita udah sering browsing jadwal KRL, tanya teman, baca2 blog orang, ya segala macem pengalaman tentang naik KRL deh. Jadwal KRL sengaja di print suami, biar gampang klo kita "beneran" nyoba naik KRL. referensi kita www.krlmania.com karena kita tinggal di Pamulang, jadi pilihannya adalah KRL Lintas Serpong, stasiun terdekat adalah Sudimara atau orang biasa sebut Jombang. Ada 3 pilihan keretanya, KRL Ekonomi, KRL Ekonomi AC (Ciujung), dan KRL Serpong Ekspres. Tapi yang beroperasi setiap hari hanya Ekonomi, sedangkan hari sabtu/minggu Ekonomi AC tidak banyak, Serpong Ekspres hanya 2x.
Nah karena kemarin kita telat jadwal untuk yang Ekspres, jadinya yang tercepat datang hanya ekonomi. Aduh! langsung terbayang seperti apa keadaannya nanti di dalam. Kelas ini pun ada 2 harga tiket 1.500 dan 4.000. Karena kami belum tau, jadilah suami beli yang harga 4rb. Motor kita titip dengan biaya 3rb seharian, untuk penitipan mobil juga ada. Cuma nunggu 5 menit kereta datang, seperti biasa tipikal orang indo naik kendaraan apapun, pasti rebutan masuknya. Weleh2 ternyata di dalam penuh sesak, sampai banyak yang berdiri di gerbong sambungan. Saya pun berusaha sekuat tenaga untuk masuk, berdesakan, mendorong tubuh supaya sampai agak kedalam, hampir terpisah dengan suami. Ternyata kereta yang saya naiki berangkat dari Merak. Sebenarnya bukan masalah buat saya untuk naik kereta Ekonomi, hanya saja, sebagai perempuan saya risih berdesakan dengan laki2, yang tidak dikenal, rasanya sebagai seorang akhwat, saya ngeri. Apalagi kalau ada laki2 yang akan turun, dengan kondisi terjepit, saya tidak bisa menghindar dari gesekan badan mereka, terbayang cerita para korban pelecehan seksual di kendaraan umum *amit2 deh*. Rasanya naik ekonomi, kemringet, bau 7 rupa, lembab, dan susah gerak..!!
Sepanjang perrjalanan Sudimara stasiun kota, pemandangan yang "luar biasa" terlihat, betapa kumuhnya Jakarta ibukota negara tercinta. Ruginya beli tiket yang lebih mahal, karena tidak ada bedanya antara yang 1.500 dengan yang 4.000, apalagi tidak ada yang periksa tiket kita di kereta. Melewati 7 stasiun sebelum sampai ke Kota, yaitu: Jurangmangu-Pondok Ranji-Kebayoran-Palmerah-Tanah Abang-Bukit Duri-Muara Angke-Kota. Paling banyak turun di Kebayoran dan Tanah Abang, sampai di stasiun ini saya bisa duduk (akhirnya) dan lorong gerbong juga lengang. sayang saya tidak bisa foto, karena suami tidak ijinkan saya buka tas atau menggunakan gadget apapun (waspadalah! waspadalah!).
Perjalanan terasa agak lama karena kereta berhenti lama di kebayoran, tanah abang, dan parkir tunggu sinyal di sekitar angke sebelum ke kota. Begitu sampai Kota, rasaya tenang. Dari sana kita lanjut naik busway untuk ke Blok-M (crita soal busway saya tulis dengan judul sendiri).
Pulangnya kami putusin untuk naik yang ekspres, jadi mesti sampe stasiun Sudirman paling tidak jam 15.30. Ternyata sampai Sudirman yang tercepat datang adalah Ekonomi AC, sedang Ekspres masih lama (kita sampai sudirman jam 3 sore). Harganya 5.500. Stasiun sudirman sendiri menurut saya yang paling bagus dan (diluar Gambir ya). Mendekati Stasiun kereta di Malaysia (klo Singapore masih jauh bandinginnya). Bersih, Lapang, dan mesin2 kartu elektronik sudah terpasang walau belum beroperasi (mudah2an gak mubazir). namun sayang tidak ada kursi tunggu di peron lantai bawah. Setelah menunggu 15 menit (sekitar jam 15.10) kereta yang kita tunggu datang, dan ada gerbong khusus wanita, berhubung sama suami, jadi aman. naiklah kami, keretanya sepi, dalamnya bersih, lumayan adem, tidak silau, cukup nyaman menurut saya dibanding yang tadi. Penumpang terbanyak naik dari Tanah Abang, isinya Ibu2 yang habis belanja di sana pastinya. Walaupun penuh tapi tetap nyaman. perjalanan pulang lebih cepat kita melewati stasiun Tanah Abang-Palmerah-Kebayoran Lama-Pondok Ranji-Jurangmangu-Sudimara. Sampai di stasiun ini sekitar jam 15.45, lebih cepat daripada berangkatnya.
Kira2 kira itu poengalaman saya naik moda transportasi rakyat kebanyakan di Jakarta. memang anti macet, tapi bukan berarti tanpa kendala. PJKAI juga harus lebih inovatif dalam perbaikan KRL, perbaikan fasilitas (di KRL ekonomi ada orang yang terkunci di wc),penambahan gerbong, perbaikan stasiun, dan sebagainya. jadikan transportasi umum idola masyarakat sehingga orang lebih suka naik umum dibanding kendaraan pribadi. Amin...